Pembelajaran Berdiferensiasi dan Download contoh RPP Berdiferensiasi

Setiap anak merupakan pribadi yang unik berdasarkan karakteristiknya yang terkandung dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, guru hanya dapat menuntun lakunya, bukan kodratnya. karena itu sebagai pendidik berkewajiban memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik sesuai kebutuhan belajarnya.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berada di dalam kelas maupun lingkungan sekolah. Ciri-ciri dari karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu guru harus menciptakan lingkungan belajar untuk mengundang murid agar mereka tertarik, tujuan pembelajaran harus jelas, mengevaluasi murid, menanggapi kebutuhan murid, serta melaksanakan manajemen kelas secara efektif.

Adapun tujuan pembelajaran berdiferensiasi bagi setiap murid yaitu memaksimalkan cara dan posisi belajar mereka saat ini. Sedangkan untuk tujuan guru yaitu semakin memahami tentang posisi belajar tersebut sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid, dan guru harus menyadari bahwa ruang kelas harus menjadi tempat dimana guru akan selalu berusaha mengejar pemahaman terbaik mereka tentang pengajaran dan pembelajaran setiap hari, serta untuk mengingat setiap hari bahwa tidak ada praktik yang benar-benar praktik terbaik kecuali bila berhasil untuk setiap murid. Oleh karena itu, pada pembelajaran berdiferensiasi perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik berupa diferensiasi konten, proses, dan produk dengan mengacu pada aspek kesulitan belajar murid.

Pembelajaran itu harus dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid diantaranya dengan memperhatikan karakateristik dan keragaman murid baik minat maupun potensi murid. Seorang murid memiliki minat. potensi dan keahlian atau hobi masing-masing murid berbeda-beda. Kita tidak boleh menyeragamkan suatu kurikulum pembelajaran yang sama ke semua murid yang ada di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.

Menurut Tomlinson (2001) menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan harus berdasarkan 3 aspek yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid.

1. Kesiapan belajar murid

Kesiapan menjadi hal yang paling penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Kesiapan belajar menjadi dasar yang kuat bagi guru untuk membuat sebuah materi tingkat perencanaan apa yang cocok bagi mereka, tindakan yang bagiamana yang akan dilakukan dan penilaian seperti apa yang akan diberikan. Kesiapan ini membantu guru untuk mengkreasi keterampilan seperti apa yang disesuaikan dengan level mereka. Cara yang dilakukan guru untuk mengetahui tingkat kesiapan mereka bisa dengan bertanya atau memberikan tes awal terkait materi yang akan disampaikan.

2. Minat belajar murid

Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Murid akan merasa dihargai dan diakui eksistensinya jika keunikan dan keunikan minat mereka selalu diperhatikan. Pembelajaran kebermaknaan akan lebih terasa dan teresapi oleh murid jika proses pembelajaran yang dilakukan direlevansikan dengan minat mereka. Motivasi belajar mereka akan muncul dan meningkat ketika minat mereka selalu diperhatian dan dijadikan dasar dalam pembelajaran. Maka penting bagi seorang guru sebagai meneger mengelola kelas, menyediakan meja-meja atau area minat yang akan diakses dan digunakan saat mereka belajar.

3. Profil Belajar Murid

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lainnya.

Profil belajar murid harus dijadikan sebagai dasar dalam membuat perencanaan, pembinaan peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang akan digunakan. Kebutuhan-kebutuhan belajar tersebut harus mampu terakomodir dalam pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat menggunakan pendekatan sedikitnya pada tiga aspek berikut:

1. Konten

Konten merupakan informasi apa yang akan disampaikan atau materi apa yang akan diajarkan kepada murid dengan tetap memperhatikan kebutuhan murid. Konten juga mencakup materi dan masukan atau maeri pelajaran yang disesuaikan dengan tingkatannya. Konten yang bersifat menantang diberikan kepada muridyang telah memahami materi. Dalam membedakan konten guru dan sekolah harus bekerja sama menyediakan daya dukung kepada murid untuk mengakses materi. Guru juga memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar, kesiapan dan minat murid.

2.Proses

Dalam proses diferensiasi berhubungan dengan bagaiamana cara murid berinteraksi dengan konten. Guru harus mampu mengoptimalkan pengalaman setiap murid; memberikan arahan yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing murid, berusaha memvariasikan kemajuan belajar; menyajikan berbagai varian ekspresi; memberikan keleluasaan muriduntuk memilih caranya sendiri yang menyesuaikan kebutuhan mereka untuk mencapai penguasaan materi dan keterampilan yang sama; guru berusaha menciptakan aktivitas yang selaras dengan model pembelajaran yang disukai murid.

3.Produk

Dalam produk merupakan hasil kreasi murid yang berwujud seperti rekaman, infografis, poster, video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Esensi produk yang selalu mempertimbangkan kebutuhan murid setidaknya memuat rangsangan untuk mengingat kembali pengalaman belajar yang telah dilalui, mengembangkan dan memperluas pengetahuan, dan menunjukkan apa yang telah dipelajari murid. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang telah dikuasai siswa dan memberikan materi berikutnya. Dengan mempertimbangkan kebutuhan murid seperti gaya belajar juga menentukan hasil belajar seperti apa yang akan ditunjukkan pada guru. Guru berusaha untuk menyediakan berbagai pilihan produk yang menjawab beragam profil, minat atau kesiapan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melaksanakan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa perencanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Akan tetapi dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar murid merasa aman dan nyaman dalam belajar serta pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa distimewakan atau sebaliknya. Peran guru sangat penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada dalam kondisi yang jauh dari rasa takut, berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau pendapat, senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Guru pada saat membuat perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan rencana tindak lanjut dalam pembelajaran berdiferensiasi, dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maupun pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid itu semua terjawab dengan pembelajaran berdiferensiasi . Demikian pula umpan balik, evaluasi, dan refleksi secara kontinyu juga terus dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar sepanjang hayat. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan kemudahan bagi guru dalam penahanan dan mengakomodir seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang selalu berubah.

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi, banyak mengubah pemikiran setiap guru dalam hal melakukan pembelajaran yang baik dalam memenuhi kodrat anak untuk mendapatkan haknya untuk belajar tanpa terkecuali. Pemikiran filosofi Pendidikan Ki hadjar Dewantara tentang konsep menghamba dan menuntun serta mengarahkan murid menuju kebahagian dan kemerdekaan dalam belajar. Guru diibaratkan seorang petani dan murid adalah benihnya. Seorang petani tugasnya adalah merawat dan menjaga benih-benih itu, tentu saja benih yang tumbuh itu berbeda-beda dalam perkembangannya dan juga berbeda jenisnya. Misalkan untuk merawat benih jagung tentu saja akan berbeda dengan merawat benih padi. Seorang petani harus memberikan perawatannya sesuai dengan kebutuhan benih-benih yang berbeda tadi sampai semuanya berbuah.

Menurut Ki Hajar Dewantara, guru yang diibaratkan seorang petani dan murid adalah benihnya. Seorang petani kulit adalah merawat dan menjaga benih-benih itu, tentu saja benih yang tumbuh itu berbeda-beda dalam perkembangannya dan juga berbeda jenisnya. Misalkan untuk merawat benih jagung tentu saja akan berbeda dengan merawat benih padi. Seorang petani harus memberikan perawatannya sesuai dengan kebutuhan benih-benih yang berbeda tadi sampai semuanya berbuah.

Kita menyadari betul bahwa untuk melakukan sebuah perubahan dengan pendekatan Inquiry Apresiatif (IA) dibutuhkan tekad dan upaya yang keras, konsisten, dan berkesinambungan serta kolaborasi dengan semua pihak untuk selalu berusaha menciptakan sekolah impian dengan budaya sekolah positif dan pembelajaran yang berpihak pada murid, mendukung “Merdeka Belajar”. Untuk itu seorang guru harus mempunyai visi yang jelas, visi yang berpihak pada murid, visi yang terukur dan realistis sesuai dengan kondisi dan lingkungan masing-masing. Melangkah sedikit demi sedikit dan konsisten dilakukan lebih baik daripada berlari namun terus berhenti.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pada proses pembelajaran ini kita tertekan pada kebutuhan individu, mengapa demikian? Ya, karena kita tahu bahwa setiap anak itu unik, mereka punya ciri khas masing-masing. Setiap anak diciptakan dengan kodrat alam dan zamannya, guru hanya bisa menuntun lakunya bukan kodratnya. Maka dari itu sebagai guru kita harus memperhatikan kebutuhan belajar setiap murid yang berbeda. Namun demikian, bukan berarti kita mengajar dengan berbagai cara yang berbeda dalam suatu waktu. embelajaran berdiferensiasi harus berpedoman pada kebutuhan belajar individu dengan terlebih dahulu melakukan kesulitan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, kesiapan, dan profil belajar murid di dalam kelas.

Guru pada saat membuat perencanaan, pelaksaanan, penilaian, dan rencana tindak lanjaut dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid atau pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan peserta belajar itu semua terjawab dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Kita juga tidak menghilangkan kekuatan yang dimiliki murid dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Berbekal kekuatan yang dimiliki murid kita akan lebih mudah untuk melakukan perubahan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang selalu memperhatikan kebutuhan murid. Secara sadar displin positif akan tumbuh dan terbiasa melakukan murid karena apa yang mereka lakukan dalam pembelajaran bediferensiasi sudah diselaraskan dengan kebutuhan mereka. Mereka merasa dihargai dan diakui eksistensinya maka mereka otomatis akan melakukan tindakan yang berbudaya positif sebagai bentuk timbal balik dari pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua siswa dalam ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan penilaian ukuran sehingga semua siswa di suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif. Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.

Kesiapan belajar, minat dan profil belajar serta kebutuhan belajar murid ini harus selalu menjadi dasar diferensiasi yang kita lakukan. bahan-bahan pembelajaran yang bersifat kondisional atau mendasar misalnya dasar-dasar fakta umum prinsip-prinsip jadi sifat dari informasi ide-ide atau teks yang harus di-update, maka kita harus menyiapkan bahan ajar yang sesuai yang disarankan bagi mereka untuk mengembangkan ide-ide misalnya kita dapat memberikan mereka tantangan penelitian pertanyaan pertanyaan pemandu yang membantu mereka mengembangkan pemahaman dan perluasan ide secara lebih dalam dan lebih jauh lagi, dari situ kita juga dapat melihat kesiapan murid. Berdasarkan profil belajar dapat kita lakukan misalnya dengan memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi pelajaran tersebut sesuai dengan gaya belajarnya.

pembelajaran berdiferensiasi yang adil berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang ia perlukan untuk tumbuh dan sukses. murid dan guru adalah sebuah tim yang berusaha untuk memastikan bahwa kelas berjalan dengan baik untuk semua orang di kelas tersebut seperti dalam sebuah keluarga besar setiap orang harus mengambil tanggung jawab baik untuk kesejahteraan diri mereka sendiri maupun untuk kesejahteraan orang lain dalam pengaturan semacam ini guru dan murid akan saling bekerja sama untuk kesuksesan meskipun guru memang pemain kelas namun murid juga akan secara sadar mengambil tanggung jawab untuk kesuksesan kelasnya akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan mereka memecahkan semua masalah dengan cara yang konstruktif dan akan membantu mengembangkan rutinitas kelas yang efektif.

Gagasan yang didapat yaitu membuat perencanaan tentang apa saja kebutuhan dari siswa, dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi serta memastikan bahwa semua siswa sadar dan tahu akan tanggung jawabnya untuk kesuksesan, baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi kelasnya.

Leave a comment